Feeds:
Pos
Komentar

Archive for the ‘Uncategorized’ Category

Profil Facebook = Tingkat Kenarsisan Anda

Sabtu, 27 September, 2008 oleh Merry Magdalena

Anda narsis? Profil Anda di Facebook bisa mencerminkan seberapa narsisnya Anda. Kok bisa? Ilmuwan di University of Georgia menyebarkan tes kuesioner kepribadian ke sekitar 130 pengguna Facebook dan menganalisa konten profil mereka. Dari situ bisa diketahui seberapa narsisnya mereka dan tingkat egonya. Hasil detailnya dipublikasikan di edisi Oktober Personality and Social Psychology Bulletin.

Narsis Merugikan

Para peneliti mengatakan bahwa jumlah pesan dan postingan di halaman mereka sangat berkorelasi dengan seberapa narsisnya mereka. Pimpinan studi Laura Buffardi Ph.D, mengatakan bahwa ini setara dengan seberapa narsisnya mereka di dunia nyata.
Orang yang narsis di Facebook bisa ditandai dengan tampilan yang glamour pada foto diri utama mereka.
“Kami temukan bahwa orang yang narsis menggunakan Facebook sebagai promosi diri sendiri agar dikenal oleh orang lain,” jelas Buffardi.
Narsisme menghalangi kemampuan seseorang dari relasi pertemanan yang sehat, dan hubungan jangka panjang, menurut rekan Buffardi,  W. Keith Campbell. Di studi terdulu, ilmuwan menemukan bahwa halaman personal Web sangat popular di kalangan kaum narsis, namun bukan berarti semua pengguna Facebook adalah narsis.
“Orang narsis bisa jadi terlihat sangat menarik, tapi mereka biasanya merasa lebih hebat dari rang lain. Mereka suka melukai orang lain di sekitarnya,” ujar Campbell.

Read Full Post »

50 Tanda seseorang jatuh cinta

  1. Kamu melihat ada sesuatu yang berbeda dalam diri dia yang menarik untuk ditelusuri
  2. Merasa ada sesuatu yang menggelitik dari dalam diri kita
  3. Suka senyum-senyum atau ketawa-ketawa sendiri nggak jelas
  4. Suka curi-curi pandang ke arah target
  5. Kalo dia lagi ngeliat ke arah kita, jantung rasanya kayak mau copot
  6. Salah tingkah di depan dia
  7. Nggak sadar suka mempermalukan diri sendiri
  8. Berkeliaran di dekat dia terusss
  9. Suka ngelamun
  10. Mengkhayal yang indah-indah tentang kamu dan dia
  11. Nggak nafsu makan
  12. Mendadak jadi insomnia alias susah tidur
  13. Isi diarymu seputar dia, dia, dia, diaaaaa terusss
  14. Sering dengerin lagu mellow yang liriknya about love melulu
  15. Jadi care sama penampilan dan berusaha tampil keren terus di depan dia
  16. Seneng banget ngira-ngira lewat ramalan bintang
  17. Bentar-bentar ngaca
  18. Nyari tahu segalanya tentang dia, termasuk no telpon neneknya
  19. Deketin sobatnya, buka akses langsung ke dia
  20. Diam-2 motret dia pake HP terus kamu jadiin wallpaper
  21. Hobi nulis-2 namanya di setiap lahan kosong yang bisa kamu coretin
  22. Pelototin foto dia terusss
  23. Jadi ja’im berat kalo di deket dia
  24. Badan semerbak mewangi sana sini tralala trilili
  25. Kalo dia negur, rasanya kayak kesetrum
  26. Bela-belain bangun pagi buat bikin bekal untuk dikasih ke dia
  27. Nyimpenin sms dari dia
  28. Setia nunggu dia nelpon meskipun dia nggak janji mau nelpon
  29. Sok jual mahal kalo dideketin, tapi kalo dia nggak ada kelabakan sendiri
  30. Meng-iya kan apapun maunya dia, biarpun kamunya nggak suka
  31. Bilangnya Cuma nganggep temen, padahal mau kesengsem berat
  32. Pusing mikirin cara gimana ngajak dia nonton setelah sengaja beli tiket dua
  33. Rela nyisihin uang jajan untuk beli hadiah ulang tahun dia
  34. Nyari kartu valentine paling romantis buat dia
  35. Selalu memuji segala hal tentang dia
  36. Beli buku-buku psikologi tentang cinta dan dipraktekin satu-satu
  37. Satu senyuman dari dia bikin kamu mengira-ngira seribu maknanya
  38. Rajin sms-in kabar dia
  39. Pura-pura minjem buku padahal kita nggak perlu buku itu
  40. Minjemin CD terbaru supaya kamu ada alasan buat ke rumah dia ngambil CD
  41. Pas ketemu mata sama dia, muka serasa jadi kayak kepiting rebus
  42. Mati-matian nyari topik supaya obrolanmu nggak bisa basi kalo lagi sama dia
  43. Mencatat semua tanggal ketemuan, isi obrolan, dan resume-nya di diary
  44. Menyukai hal-hal yang dia sukai
  45. Jadi teman yang baik dan penuh perhatian saat dia lagi punya masalah
  46. Nggak mempedulikan apapun kekurangan dia
  47. Nggak bisa ngelupain dia sekalipun dia udah ngecewain berat
  48. Bener-bener sedih kalo dia lagi nggak ada
  49. Jadi anak paling rajin yang pernah dia temui
  50. Saat baca artikel ini, kamu jadi teringat pada seseorang. Pertanda kamu bener-bener lagi jatuh cinta!!!

Bisa dibaca juga di majalah GADIS no 13 Edisi Mei 2005

Read Full Post »

Harry Potter dan Relikui Kematian
Penulis J. K. Rowling
Judul asli Harry Potter dan Relikui Kematian
Penerjemah Listiana Srisanti
Ilustrator Mary GrandPré (AS, RI)
• Jason Cockcroft (UK)
William Webb dan Michael Wildsmith (UK adult)
Negara Inggris Raya
Bahasa Bahasa Indonesia
Serial Harry Potter
Genre Fiksi, Fantasi
Penerbit Gramedia (Indonesia)
Bloomsbury Publishing PLC (Britania Raya), Scholastic Press (AS)
Tanggal terbit 13 Januari 2008 (hardcover), 26 Januari 2006 (softcover)
Terbitan dalam Bahasa Inggris 21 Juli 2007
Halaman 608 (Britania Raya), 759 (AS)
Seri sebelumnya Harry Potter dan Pangeran Berdarah-Campuran
Seri lanjutan tidak ada

Harry Potter dan Relikui Kematian (Inggris: Harry Potter and the Deathly Hallows) adalah buku ketujuh dan terakhir dari seri novel Harry Potter oleh J. K. Rowling.

Versi terjemahan dalam bahasa Indonesia ini akan diterbitkan dalam versi hardcover dan softcover, masing-masing pada 13 dan 26 Januari 2008.[1] Sebelumnya, versi bahasa Inggris Deathly Hallows, diluncurkan secara serentak di seluruh dunia di 93 negara[2], pada tanggal 21 Juli 2007, satu menit setelah tengah malam (00:01), British Summer Time.

Judul buku ini diumumkan pada 21 Desember 2006 melalui situs web Rowling, dan dikonfirmasikan tak lama kemudian oleh penerbitnya.[3] Rowling menyatakan bahwa seri terakhir ini berkaitan erat dengan buku sebelumnya, Harry Potter dan Pangeran Berdarah-Campuran, yang menurutnya “hampir seperti dua bagian dari satu novel“.[4] Rowling meninggalkan sebuah pernyataan yang ditandatangani, tertulis di sebuah patung dada pualam di Hotel Balmoral, Edinburgh, yang menyatakan;

JK Rowling telah selesai menulis Harry Potter and the Deathly Hallows di ruangan ini (652) pada 11 Januari 2007.[5]

Dalam situsnya pada 6 Februari 2007, Rowling menyatakan

Walaupun saya menyukai setiap buku Potter sebelumnya, ‘Deathly Hallows’ adalah favorit saya, dan ini adalah sebuah cara yang sangat menyenangkan untuk menyelesaikan serial ini.[6]

Buku ini mendapat predikat best-seller di Amazon dan Barnes and Noble hanya beberapa jam setelah tanggal peluncurannya diumumkan.[7]

Ringkasan cerita

Meninggalkan rumah Dursley

Harry Potter memasuki umur 17 tahun di mana ia mencapai umur kedewasaan secara dunia sihir. Sebelum berumur 17 tahun, Harry masih terlindung dari Voldemort selama ia tinggal di rumah keluarga Dursley yang memiliki pertalian darah dengannya. Dengan memasuki umur kedewasaannya, mantera itu akan terangkat dengan sendirinya dan mengharuskan Harry untuk melindungi dirinya sendiri.

Atas informasi dari Severus Snape, Lord Voldemort dan para pengikutnya mengetahui informasi mengenai akan terangkatnya mantera perlindungan ini dan berencana untuk menyergap Harry ketika ia akan meninggalkan rumah keluarga Dursley. Voldemort juga sedang mencari tongkat sihir baru yang dapat mengatasi tongkat sihir Harry. Sesaat sebelum mantera perlindungan Harry berakhir, keluarga Dursley diamankan ke tempat yang dirahasiakan, dan beberapa anggota Orde Phoenix tiba untuk mengawal Harry ke tempat yang aman. Enam orang menyamar sebagai Harry, tapi Harry yang asli ketahuan dalam perjalanan dan diserang oleh Voldemort dan para Pelahap Mautnya. Harry berhasil melarikan diri ke rumah keluarga Weasley, the Burrow, tapi Hedwig dan Mad-Eye Moody terbunuh dalam pertempuran.

Beberapa hari kemudian, Menteri Sihir Rufus Scrimgeour tiba di kediaman Weasley dan memberikan warisan Dumbledore untuk mereka: Deluminator untuk Ron (alat seperti korek api yang dapat memadamkan/menyalakan cahaya); buku mengenai kisah anak-anak sihir untuk Hermione; dan untuk Harry, pedang Godric Gryffindor dan Snitch pertama yang ditangkap Harry dalam pertandingan Quidditch pertamanya. Namun demikian, pedang Gryffindor ditahan oleh Menteri Sihir, karena kementerian berpendapat bahwa pedang tersebut bukanlah milik Dumbledore. Belakangan, dari Snitch itu muncul sebuah petunjuk yang ditulis oleh Dumbledore: “Aku membuka pada penutup” (bahasa Inggris: “I open at the close“). Walaupun ketiganya belum dapat mengetahui mengapa Dumbledore meninggalkan masing-masing mereka benda-benda tersebut, mereka mempercayai bahwa benda-benda itu dimaksudkan entah bagaimana untuk membantu mereka menemukan horcrux-horcrux Voldemort.

Pencarian Horcrux

Dalam resepsi pernikahan Bill Weasley dan Fleur Delacour, Patronus dari Kingsley Shacklebolt muncul dengan peringatan bahwa Kementerian Sihir telah jatuh dan para Pelahap Maut sedang mendatangi mereka. Harry, Ron, dan Hermione melarikan diri dengan berdisapparate, dan akhirnya berlindung di markas besar Orde Phoenix yang telah ditinggalkan di Grimmauld Place nomor dua belas, rumah yang diwarisi Harry dari Sirius Black. Di rumah ini, Harry mendapati bahwa ternyata adik Sirius, Regulus yang tewas oleh Voldemort, memiliki nama Regulus Arcturus Black yang berinisial sama dengan “R.A.B.” yakni orang yang mengambil Horcrux liontin Salazar Slytherin dari gua pinggir laut yang tersembunyi.[HP6] Hermione teringat pernah melihat sebuah liontin di antara barang-barang milik Kreacher, peri rumah di tempat itu. Kreacher merujuk Mundungus Fletcher yang mengakui telah mencuri liontin itu dari si peri rumah dan menggunakannya untuk menyogok Dolores Umbridge. Yakin bahwa liontin itu salah satu Horcrux yang sedang mereka cari, ketiganya memasuki Kementerian Sihir menggunakan samaran Ramuan Polijus. Mereka berhasil mengambil liontin itu dari leher Umbridge tanpa disadarinya, tapi tempat persembunyian mereka di Grimmauld Place berhasil diketahui musuh.

Ketiga sahabat itu melarikan diri. Mereka tidak berhasil membuka apalagi menghancurkan liontin itu, dan bergantian memakai liontin itu untuk menjaganya. Mereka juga berhasil mengetahui bahwa pedang “warisan Dumbledore” yang ditahan oleh kementerian sebenarnya adalah pedang tiruan; dan bahwa pedang Gryffindor yang aslilah yang dapat menghancurkan Horcrux-Horcrux itu. Harry hendak mencari pedang itu, tapi Ron, yang khawatir akan keamanan keluarga dan kecewa karena ternyata Harry tidak memiliki rencana apa pun dari Dumbledore, meninggalkan Harry dan Hermione. Keduanya kemudian pergi ke Godric’s Hollow untuk mencari pedang itu. Di sana, mereka disergap oleh Voldemort dan Nagini. Ketika mereka berhasil melarikan diri, Hermione tanpa sengaja mematahkan tongkat sihir Harry.

Di Hutan Dean, Harry melihat sebuah Patronus berbentuk Rusa betina di dekat tempat mereka berkemah. Patronus itu membawanya ke sebuah kolam es berisikan pedang Gryffindor. Ketika Harry berusaha untuk menyelam ke dalam kolam es untuk mengambil pedang tersebut, Horcrux liontin yang dikenakannya tiba-tiba mengetat dan berusaha mencekik lehernya. Ron, yang menggunakan Deluminator untuk mencari Harry dan Hermione, tiba dan berhasil menyelamatkan Harry dari tenggelam di kolam itu, mengambil pedang, dan kemudian berhasil menghancurkan liontin itu. Ron memperingatkan Harry dan Hermione bahwa nama Voldemort sekarang telah menjadi dimanterai Tabu – sehingga orang yang berani menyebut nama itu akan menyebabkan tempatnya bersembunyi akan tersingkap..

Relikui Kematian

Simbol Relikui Kematian (the Deathly Halows)

Ketiga sahabat pergi mengunjungi Xenophilius Lovegood, ayah Luna, untuk menanyakan mengenai simbol yang pernah mereka lihat digunakan oleh Xenophilius dan simbol yang sama dengan simbol yang ada di buku anak-anak milik Hermione. Lovegood menyatakan bahwa simbol itu adalah simbol dari Relikui Kematian (the Deathly Hallows), tiga benda legendaris yang dapat menaklukkan kematian: Tongkat sihir Elder (Elder Wand), Batu Kebangkitan (Resurrection Stone), dan Jubah Gaib. Ketika ditekan mengenai keberadaan Luna, Lovegood mengakui bahwa para Pelahap Maut telah menculik putrinya; dan bahwa ia juga telah memberitahu Kementerian Sihir (yang telah dikontrol oleh para Pelahap Maut) mengenai keberadaan ketiganya; namun mereka berhasil melarikan diri.

Beberapa pemburu harta karun menangkap ketiganya di perkemahan mereka setelah Harry secara ceroboh menyebut nama Voldemort. Mereka dipenjarakan di rumah keluarga Malfoy, bersama-sama dengan Luna Lovegood, Dean Thomas, Ollivander si pembuat tongkat sihir, dan goblin Griphook. Ketika menemukan pedang Gryffindor di antara milik mereka, Bellatrix Lestrange mencurigai bahwa mereka telah mencuri masuk ke tempat penyimpanan miliknya di Bank Gringott. Bellatrix menyiksa Hermione untuk mendapatkan informasi. Dobby berapparate ke penjara bawah tanah tempat mereka semua disekap dan menyelamatkan mereka. Petter Pettigrew turun ke bawah tanah untuk menyelidiki kegaduhan dan mencekik Harry, yang mengingatkan bahwa Pettigrew berhutang nyawa kepadanya.[HP3] Cengkeraman Pettigrew melemah, tangan peraknya terlepas dan mencekik tuannya sendiri sampai mati sebagai balasan hutang nyawa itu. Harry dan Ron berlarian menaiki tangga untuk menyelamatkan Hermione. Ron melucuti Bellatrix sementara Harry mengalahkan dan mengambil tongkat sihir Draco. Dobby muncul kembali dan mereka berempat berapparate ke rumah Bill dan Fleur Weasley. Sesaat sebelum mereka menghilang, Bellatrix melemparkan pisau dan secara fatal menembus tubuh Dobby.

Di kediaman Bill, Ollivander membenarkan akan keberadaan Tongkat Elder itu. Ia juga mengungkapkan bahwa sebuah tongkat sihir dapat memilih untuk berganti ke tuan yang baru jika pemiliknya dikalahkan atau dilucuti. Tindakan Bellatrix meyakinkan ketiga sahabat itu bahwa ada Horcrux lain yang disembunyikan di lemari besi Lestrange. Dengan bantuan Griphook, mereka memasuki Gringotts dan berhasil mengambil Horcrux yang lainnya, Piala Helga Hufflepuff. Griphook mencuri pedang Gryffindor, karena menganggap bahwa pedang itu sesungguhnya adalah milik kaum Goblin, dan ketiga sahabat berhasil melarikan Horcrux Piala itu. Dengan kejadian ini, Voldemort, yang berhasil mencuri Tongkat Elder dari makam Dumbledore, menyadari sepenuhnya bahwa Harry Potter dan sahabat-sahabatnya sedang mencari dan menghancurkan Horcrux-Horcruxnya. Secara tidak sengaja, pikiran Harry terhubung dengan pikiran Voldemort yang mengungkapkan bahwa ada satu lagi Horcrux yang disembunyikan di Hogwarts. Harry segera menyadari bahwa Horcrux di Hogwarts ini adalah Mahkota Rowena Ravenclaw.

Pertempuran Hogwarts

Di Hogsmeade, Aberforth Dumbledore membantu Harry, Ron, dan Hermione untuk menyelinap masuk ke Hogwarts. Harry memperingatkan para staf pengajar Hogwarts bahwa Voldemort akan segera datang menyerbu. Orde Phoenix, Laskar Dombledore, para pelajar, dan banyak alumni Hogwarts tiba di sana ketika para pengikut Voldemort tiba menyerang. Pertempuran ini memakan banyak korban, di antaranya adalah Fred Weasley, Remus Lupin, Nymphadora Tonks, dan Colin Creevey. Sementara Harry mencari Horcrux Mahkota itu, Ron dan Hermione memasuki Kamar Rahasia untuk mengambil taring ular Basilisk yang dahulu dibunuh oleh Harry.[HP2] Hermione menggunakan taring itu untuk menghancurkan Horcrux Piala Hufflepuff. Dalam pencarian itu, Harry kemudian teringat bahwa ia pernah melihat Mahkota itu di Kamar Kebutuhan. Di kamar itu, ketiganya diserang oleh Malfoy, Crabbe, dan Goyle. Crabbe mempergunakan mantera Fiendfyre yang sangat kuat yang malah membunuh dirinya sendiri tapi juga menghancurkan mahkota itu.

Pikiran Harry terhubung dengan pikiran Voldemort kembali, dan ketiganya segera pergi ke Shrieking Shack. Mereka mendengar Voldemort memberitahu Snape bahwa Tongkat Elder tidak dapat digunakannya dengan baik dikarenakan Snape telah menjadi tuan atas Tongkat itu setelah Snape membunuh pemilik Tongkat itu sebelumnya, Albus Dumbledore.[HP6] Voldemort yakin bahwa dengan membunuh Snape maka Tongkat itu akan menjadi miliknya seutuhnya. Ia menyuruh Nagini untuk membunuh Snape, kemudian pergi ke Hogwarts. Ketika Snape sedang jatuh sekarat, ia memberikan Harry memorinya. Memori ini kemudian mengungkapkan bahwa Snape, sekalipun tidak sepenuhnya baik, adalah orang yang setia kepada Dumbledore, didorong oleh cinta seumur hidupnya kepada ibu Harry, Lily Potter. Dumbledore, yang hidupnya sudah tidak lama lagi akibat kutukan yang mengenainya dari Horcrux Cincin Gaunt, telah menyuruh Snape untuk membunuh Dumbledore bila perlu, untuk melindungi peranan Snape dalam Orde Phoenix dan juga untuk menggantikan Draco Malfoy yang ditugasi Voldemort untuk membunuh kepala sekolahnya. Adalah Snape juga yang mengirimkan Patronus Rusa betina yang mengantar Harry ke pedang Gryffindor. Memori itu juga mengungkapkan bahwa Harry sendiri adalah Horcrux — Voldemort tidak akan dapat dibunuh selama Harry masih hidup.

Pasrah akan nasibnya, Harry pergi seorang diri ke Hutan Terlarang di mana Voldemort telah menunggu. Dalam perjalan itu, Harry menemukan petunjuk dari Snitch, yang membuka dan di dalamnya terdapat Batu Kebangkitan. Harry memanggil arwah dari orang tuanya, Sirius Black dan Remus Lupin, yang menenangkan dan menemaninya ke tempat Voldemort. Ia kemudian membiarkan kutukan Voldemort, Avada Kedavra, mengenai dirinya. Harry terbangun di suatu tempat seperti di dunia lain dan tidak yakin apakah ia masih hidup atau sudah mati. Albus Dumbledore muncul dan menjelaskan bahwa bagian jiwa Voldemort yang berada di dalam diri Harry telah dihancurkan oleh kutukan pembunuh itu. Ia menjelaskan juga bahwa seperti Voldemort tidak dapat dibunuh sementara bagian jiwanya masih tersisa, maka Harry juga tidak dapat dibunuh sementara darahnya masih mengalir di tubuh Voldemort. Harry, yang berhasil “mengalahkan maut” dengan menyatukan ketiga Relikui Kematian, mendapat pilihan untuk “meninggalkan dunia” atau kembali hidup di dunia.

Harry hidup kembali, tapi ia berpura-pura telah tewas. Voldemort menyuruh Hagrid untuk membawa Harry ke Hogwarts sebagai tanda kemenangan. Ketika pertempuran memanas kembali, Harry memakaikan dirinya sendiri Jubah Gaib. Neville menarik pedang Gryffindor dari Topi Seleksi dan berhasil memenggal kepala Nagini, menghancurkan Horcrux terakhir. Penduduk desa Hogsmeade, para Centaurus dari hutan, dan para peri rumah Hogwarts ikut masuk dalam pertempuran melawan para Pelahap Maut, yang mulai berbalik kalah unggul dalam jumlah. Di dalam puri, McGonagall, Kingsley, dan Slughorn berduel melawan Voldemort; sementara Ginny, Hermione, dan Luna melawan Bellatrix Lestrange. Ketika sebuah kutukan pembunuh hampir mengenai Ginny, Molly Weasley terjun ke pertempuran, mendorong para gadis menjauh, dan dengan sengit bertempur dengan Bellatrix. Ia berhasil membunuh Bellatrix dengan manteranya. Harry menampakkan dirinya kembali dan menantang Voldemort. Harry berhasil menyimpulkan bahwa Voldemort bukanlah pemilik sejati dari Tongkat Elder. Ketika Draco Malfoy melucuti Dumbledore di Menara Astronomi, Draco tanpa sadar telah menjadi pemilik Tongkat Elder; dan ketika Harry belakangan merebut tongkat Draco, ia sendiri menjadi pemilik baru yang sejati dari Tongkat Elder. Voldemort melemparkan Kutukan Pembunuh kepada Harry yang dilawan Harry dengan Mantera Pelucutan Senjata; namun Tongkat Elder melindungi tuannya sehingga kutukan Voldemort memantul dan berbalik membunuh Voldemort sendiri.

Setelah pertempuran berakhir, Harry mendatangi lukisan Dumbledore. Ia memberitahu bahwa ia akan menyimpan Jubah Gaib itu, tapi untuk mencegah ketiga Relikui Kematian itu bersatu kembali, Batu Kebangkitan akan dibiarkan di tempat ia terjatuh di Hutan Terlarang, dan Tongkat Elder akan dikembalikan ke makam Dumbledore. Jika Harry kelak meninggal tanpa terkalahkan, maka kekuatan Tongkat Elder akan padam seiring dengan kematiannya. Lukisan Dumbledore menganggukkan persetujuannya. Sebelum menempatkan Tongkat Elder kembali ke makam itu, Harry mempergunakannya untuk memperbaiki tongkat sihirnya sendiri yang telah patah.

Epilog

Sembilan belas tahun kemudian, Harry telah menikah dengan Ginny Weasley, dan mereka memiliki tiga anak bernama James Sirius, Albus Severus, dan Lily Luna. Ron dan Hermione juga menikah dan memiliki dua anak, Rose dan Hugo. Keluarga-keluarga itu bertemu di Stasiun King’s Cross, di mana Albus akan memasuki tahun pertamanya bersekolah di Hogwarts. James, anak pertama mereka, sudah bersekolah di Hogwarts, sementara Lily baru akan masuk ke Hogwarts dua tahun kemudian.

Anak baptis Harry yang berumur sembilan belas tahun, Teddy Lupin, ditemukan berciuman dengan Victoire Weasley (putri Bill dan Fleur) di salah satu kompartemen kereta. Teddy tampaknya sangat dekat dengan keluarga Potter, dengan perkataan Harry, “Ia sudah datang untuk makan malam bersama empat kali seminggu.”

Harry juga melihat Draco Malfoy dan istrinya bersama putra mereka, Scorpius. Malfoy menganggukkan kepala singkat ke Harry, kemudian pergi.

Harry menenangkan Albus, yang khawatir akan masuk ke Slytherin. Ia memberitahu bahwa Severus Snape, dari mana nama Severus diambil, adalah seorang Slytherin dan ia adalah orang yang paling berani yang pernah ditemuinya. Harry juga membocorkan bahwa Topi Seleksi akan mengikuti pilihan seseorang.

Neville Longbottom telah menjadi guru Herbologi dan berteman baik dengan Harry.

Buku ini diakhiri dengan pengungkapan bahwa bekas luka Harry tidak pernah sakit lagi selama sembilan belas tahun sejak Pangeran Kegelapan dikalahkan, dan semuanya berjalan dengan baik.

Berakhir di sini.

Komentar dan suplemen dari Rowling

Dalam sebuah wawancara[8] dan online chat,[9][10][11] Rowling memberikan informasi tambahan mengenai masa depan dari para tokoh utama yang tidak jadi dituliskannya di bagian epilog. Ia menyatakan:

  • Harry menjadi seorang Auror di Kementerian Sihir dan kemudian diangkat sebagai Kepala Departemennya. Ia tetap menyimpan motor Sirius yang sudah diperbaiki oleh Arthur Weasley, tapi ia sudah tidak lagi bisa berbicara Parseltongue setelah hancurnya bagian jiwa Voldemort yang ada di dalam dirinya.
  • Ginny Weasley bermain untuk tim Quidditch Inggris dan Irlandia, Holyhead Harpies selama beberapa waktu, dan kemudian menjadi jurnalis kepala untuk Quidditch di Daily Prophet.
  • Ron bekerja selama beberapa saat bersama George di tokonya, Weasleys’ Wizard Wheezes, dan belakangan menyusul Harry menjadi Auror.
  • Hermione menemui orang tuanya di Australia dan menarik Mantera Perubahan Memori yang dikenakannya kepada mereka. Ia pada mulanya bekerja di Kementrian Sihir pada Departemen Pengaturan dan Pengawasan Makhluk Gaib, secara besar-besaran memperbaiki kehidupan para peri-rumah dan makhluk sejenisnya. Ia belakangan pindah ke Departemen Pelaksanaan Hukum Sihir dan membantu menghapuskan hukum yang sangat pro-darah murni.
  • Rowling menjelaskan bahwa Albus Dumbledore adalah seorang yang berorientasi gay tetapi mengalami cinta tak berbalas dengan Gellert Grindelwald.[12]

Rowling juga menceritakan tentang masa depan para tokoh lainnya:

  • George Weasley menjalankan toko leluconnya yang sangat berhasil, yang dibantu Ron pada awalnya. George menamai anak pertamanya Fred, mengikuti kembarannya yang telah tewas.
  • Luna Lovegood berpetualang ke berbagai tempat di dunia untuk mencari makhluk-makhluk yang aneh dan unik. Ia akhirnya menikah dengan Rolf, cucu dari seorang naturalis terkenal, Newt Scamander, penulis buku Hewan-hewan Fantastis dan Di Mana Mereka Bisa Ditemukan.[11] Majalah sihir milik ayahnya, The Quibbler, telah kembali ke kondisi biasanya yang “memuat berita-berita aneh” dan dihargai untuk humornya yang tak disengaja.
  • Firenze diterima kembali ke kawanannya, yang akhirnya mengakui bahwa kecenderungannya yang pro-manusia bukanlah sesuatu yang memalukan tetapi terhormat.
  • Dolores Umbridge ditahan, diinterogasi, dan dipenjarakan atas kejahatan terhadap para penyihir kelahiran Muggle.
  • Cho Chang menikahi seorang Muggle.[13]
  • Neville Longbottom akhirnya menikah dengan Hannah Abbott.[14]

Terjadi perubahan besar di dunia sihir secara luas:

  • Kingsley Shacklebolt menjadi Menteri Sihir, dengan Percy Weasley yang bekerja di bawahnya sebagai pejabat tinggi. Salah satu reformasi yang dibuat oleh Shacklebolt, Azkaban tidak lagi mempergunakan Dementor sebagai penjaganya. Hasilnya, dunia menjadi “tempat yang lebih cerah”.
  • Harry, Ron, dan Hermione juga telah mewarnai perubahan Kementerian menurut kemampuan mereka masing-masing.
  • Di Hogwarts, Asrama Slytherin menjadi lebih cerah dan tidak lagi menjadi kubu darah-murni sebagaimana yang pernah terjadi sebelumnya. Namun demikian, reputasi gelapnya tetap ada.
  • Kutukan Voldemort atas posisi Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam juga turut lenyap menyusul kematiannya, sehingga sekarang sudah ada guru Pertahanan yang permanen.
  • Lukisan Snape, yang sebentar saja menjabat Kepala Sekolah Hogwarts setelah kematian Dumbledore, tidak muncul di dinding kantor kepala sekolah karena ia meninggalkan posnya. Harry berusaha untuk melobi agar lukisan Snape ditambahkan di sana, dan mengungkapkan kepada semua orang akan kesetiaan Snape yang sesungguhnya.

Ringkasan cerita di sampul buku

Sampul depan versi Britania Raya
Edisi anak-anak Edisi dewasa
Sampul depan dan belakang
Sampul edisi anak-anak
Edisi anak-anak
Sampul edisi dewasa
Edisi dewasa

Edisi Britania Raya

Gambar-gambar sampul buku Harry Potter and the Deathly Hallows disertai dengan ringkasan cerita di bagian dalam dan belakang sampul luarnya[15]:

Di bagian dalam sampul:

Harry dibebani dengan tugas yang gelap, berbahaya, dan tampak mustahil: mencari dan menghancurkan Horcrux-Horcrux Voldemort yang tersisa. Tidak pernah Harry merasa sangat kesepian, atau menghadapi masa depan yang sangat suram. Namun Harry harus menemukan kekuatan di dalam dirinya sendiri untuk menyelesaikan tugas yang diberikan kepadanya. Ia harus meninggalkan kehangatan, keamanan, dan persahabatan di The Burrow dan pergi tanpa takut atau keraguan menjalani garis yang tidak ditawar lagi.Dalam seri ketujuh, terakhir, dari serial Harry Potter, J.K. Rowling dengan cara yang spektakuler membuka selubung atas jawaban dari berbagai pertanyaan yang telah sangat ditunggu-tunggu. Kisah yang memikat, dianyam dengan lompatan, tikungan, dan putaran yang mendebarkan hati, menegaskan bahwa penulis adalah seorang ratu cerita, yang bukunya akan dibaca, dibaca lagi, dan terus-menerus dibaca.

Di sampul belakang:

Harry menunggu di Privet Drive. Orde Phoenix datang untuk mengawalnya pergi tanpa tercium oleh Voldemort dan para pendukungnya – jika mereka bisa. Tapi apa yang akan dilakukan Harry selanjutnya? Bagaimana ia bisa memenuhi tugas penting dan tampak mustahil yang ditinggalkan Profesor Dumbledore baginya?

Edisi Amerika Serikat

David Saylor, direktur seni di Scholastic, menggambarkan sampul edisi Amerika Serikat sebagai[16][17]:

Gambar ilustrasi
sampul depan dan belakang
Sampul edisi Scholastic
Edisi Amerika Serikat
Bangunan di sekeliling Harry menggambarkan dengan jelas kehancuran dan berbayang-bayang di belakangnya, kita dapat melihat ada orang-orang lainnya. Di sampul belakang, tangan seperti jaring laba-laba terulur ke arah Harry. Jika kita membuka buku ini kita akan menemukan sebuah gambar yang mantap dari Dia-Yang-Tak-Boleh-Disebutkan-Namanya, dengan matanya yang merah memancar, memandang dari balik jubahnya.

Mary GrandPré, perancang sampul dan ilustrator buku versi AS ini, tidak lagi menggunakan warna monokrom, sebagaimana dalam Orde Phoenix (warna biru) dan Pangeran Berdarah-Campuran (hijau). Ia kembali menggunakan warna-warni seperti pada keempat buku pertama.

Melihat keenam seri Harry Potter sebelumnya, versi Indonesia kemungkinan akan mempergunakan sampul yang sama dengan versi Amerika Serikat.

Read Full Post »

Harry Potter dan Pangeran Berdarah-Campuran

Langsung ke: navigasi, cari

Harry Potter dan Pangeran Berdarah-Campuran
Penulis J. K. Rowling
Judul asli Harry Potter and the Half-Blood Prince
Penerjemah Listiana Srisanti
(dari versi Inggris Raya)
Ilustrator Mary GrandPré (AS)
• Jason Cockcroft (UK)
Versi Indonesia mengikuti AS
Negara Inggris
Bahasa Indonesia
Serial Harry Potter
Genre Fiksi, Fantasi
Penerbit Gramedia Pustaka Utama
Tanggal terbit 8 Januari 2006
Terbitan dalam Bahasa Inggris 16 Juli 2005
(serentak di berbagai negara dunia, termasuk Indonesia)
Media Kertas
Halaman 816 halaman
ISBN ISBN 979-22-1763-0
Seri sebelumnya Harry Potter dan Orde Phoenix
Seri lanjutan Harry Potter dan Relikui Kematian

Sampul buku versi Internasional yang menggambarkan buku tua miliki Pangeran Berdarah-Campuran yang dipergunakan Harry Potter

Sampul buku versi Jerman

Harry Potter dan Pangeran Berdarah-Campuran, dirilis pada 8 Januari 2006 untuk versi bahasa Indonesia dan 16 Juli 2005 di negara-negara berbahasa Inggris dengan judul Harry Potter and the Half-Blood Prince, adalah buku keenam dari tujuh novel yang direncanakan mengenai kisah populer karya J. K. Rowling, seri Harry Potter.

Kisah ini dilatarbelakangi pada waktu Harry Potter berada pada tahun keenam sekolahnya di Hogwarts. Novel ini mengisahkan masa lalu Lord Voldemort dan persiapan Harry Potter untuk pertarungan terakhir, dan dibumbui dengan berkembangnya hubungan romantis di antara karakter-karakternya. Dalam 24 jam, buku ini terjual 6,9 juta buku di Amerika Serikat saja, atau 287.564 buku per jam, dan menjadikannya buku tercepat yang terjual sepanjang sejarah. Edisi bahasa Indonesia terjual sebanyak 53 ribu buku pada saat peluncurannya[1][2]. Buku ini dipersembahkan kepada Mackenzie, putri Rowling yang lahir di tengah-tengah penulisan buku ini.

Ringkasan cerita

Voldemort dan para “Pelahap Maut“-nya secara terang-terangan melakukan kekacauan besar di seluruh negara Inggris. Cornelius Fudge didepak dari posisinya sebagai Menteri Sihir atas ‘teriakan’ komunitas sihir atas kesalahannya menangani masalah Voldemort ini. Ia digantikan oleh Rufus Scrimgeour sebagai Menteri Sihir yang baru. Dalam rezim yang baru ini, dibentuk struktur departemen yang baru dan Arthur Weasley mendapatkan kenaikan jabatan. Hal ini dengan segera meningkatkan kondisi finansial keluarga Weasley.

Di rumahnya di Spinner’s End, Severus Snape mendapatkan kunjungan dari ibu Draco Malfoy, Narcissa dan kakaknya, Bellatrix Lestrange. Narcissa memaksa Snape melakukan Sumpah Tak-Terlanggar, agar Snape melindungi Draco dan, bila tugas Draco gagal, Snape harus menyelesaikan tugas yang diberikan oleh sang Pangeran Kegelapan.

Pada pesta memulai tahun ajaran baru, Snape diumumkan telah diangkat sebagai guru Pertahanan terhadap Ilmu Hitam yang baru, hal yang sangat mengherankan bagi kebanyakan murid Hogwarts, khususnya karena selama bertahun-tahun ia tidak berhasil mendapatkan posisi itu. Mempergunakan Harry Potter, Albus Dumbledore berhasil membujuk kawan guru lamanya, Horace Slughorn, untuk mengakhiri masa pensiunnya, dan kembali mengajar di jabatan lamanya, sebagai guru Ramuan.

Karena Slughorn hanya meminta nilai minimal “E” (“Exceed Expectations“-“Di Luar Dugaan”) dalam ujian O.W.L. untuk melanjutkan ke kelas lanjutan (N.E.W.T.) Ramuan, Harry dan Ron berkesempatan untuk mendaftar di kelas itu. Slughorn meminjamkan Harry buku teks tua “Pembuatan-Ramuan Tingkat Lanjutan” yang bertuliskan nama pemiliknya, “Pangeran Berdarah Campuran“. Catatan-catatan kecil dari pemilik buku yang berbakat itu membantu Harry menjadi unggul di kelas Ramuan, dan mendapatkan reputasi melebihi Hermione. Sebagai hadiah, Slughorn memberikannya hadiah sebotol kecil Felix Felicis, cairan keberuntungan.

Harry menceritakan kecurigaannya, bahwa Draco Malfoy mungkin adalah seorang Pelahap Maut, kepada Dumbledore, yang tampaknya tidak kuatir, sama seperti Ron dan Hermione. Belakangan, diketahui bahwa Dumbledore sudah menyuruh Snape untuk menyelidiki.

Sesaat ketika Ron dan Hermione tampaknya akan segera memiliki hubungan ‘khusus’, Ron malah mulai berkencan dengan Lavender Brown – walaupun hal ini hanya sekedar untuk membalas Hermione, yang Ron baru ketahui, dahulu pernah berciuman dengan Viktor Krum. Ron dan Hermione terus-menerus bercekcok satu sama lain hingga saat ketika Ron secara tidak sengaja meminum racun. Hermione sangat terguncang hingga ia dan Ron mengakhiri perselisihan mereka, dan Ron segera memutuskan hubungannya dengan Lavender.

Dumbledore mulai memberikan Harry pelajaran privat. Pelajaran ini berupa pengetahuan mengenai masa lalu Voldemort dan diberikan dalam bentuk memasuki kopi memori-memori orang-orang yang pernah berkaitan dengan masa lalu Voldemort ini, menggunakan alat sihir semacam baskom, Pensieve. Salah satu memori yang merupakan kopi dari memori Slughorn memiliki bagian yang hilang. Dumbledore menugasi Harry untuk mengusahakan memori itu dari Slughorn. Dibantu dengan cairan Felix Felicis, Harry akhirnya berhasil mendapatkan potongan memori itu dari Slughorn. Dumbeldore berspekulasi bahwa Voldemort telah membagi jiwanya menjadi tujuh bagian, dan menyimpan enam bagian dari jiwanya dalam “Horcrux” untuk memastikan bahwa dirinya hidup abadi, sementara bagian ketujuh tetap ada di tubuhnya. Dua Horcrux telah dihancurkan, yang pertama adalah buku harian Tom Riddle yang dihancurkan oleh Harry[HP2] dan cincin milik Marvolo Gaunt oleh Dumbledore.

Pada masa ini, Harry dan Ginny Weasley memulai hubungan cinta mereka.

Ketika Harry dan Dumbledore akan pergi untuk mencari Horcrux selanjutnya, Harry meninggalkan sisa cairan Felix Felicisnya kepada Ron, Hermione, dan Ginny, setelah ia menduga bahwa Draco Malfoy akan melakukan sesuatu lagi. Setelah dengan cepat menyuruh mereka berpatroli di koridor, Harry ber-Disapparate bersama Dumbledore ke sebuah gua rahasia tersembunyi. Untuk mendapatkan Horcrux itu (sebuah liontin kalung warisan Salazar Slytherin), kondisi Dumbledore menjadi sangat lemah akibat harus meminum semacam cairan yang melingkupi Horcrux tersebut. Mereka segera kembali ke puri Hogwarts dan menemukan Tanda Kegelapan Voldemort berpendar melayang-layang di atas Hogwarts. Mereka disergap Draco Malfoy di atas Menara Astronomi. Dumbledore memantrai Harry yang saat itu tersembunyi di bawah Jubah Gaibnya, sesaat sebelum Draco berhasil melucuti tongkat sihir Dumbledore. Draco mengakui bahwa ia telah membukakan jalan bagi para Pelahap Maut untuk memasuki Hogwarts, walaupun Dumbledore menemukan bahwa anak laki-laki yang nyata-nyata ketakutan itu telah terpaksa untuk membantu anak buah Voldemort.

Para Pelahap Maut tiba dan mendesak Draco untuk menyelesaikan misinya-membunuh Dumbledore-tetapi Draco ragu-ragu. Snape tiba; Dumbledore memohon kepada Snape, “Severus… tolong…”, namun tidak jelas apa yang diminta Dumbledore kepada Snape itu. Setelah itu, tiba-tiba Snape membunuh Dumbledore dengan kutukan pembunuh Avada Kedavra. Kekuatan kutukan itu melemparkan Dumbledore melampaui tembok menara. Tewasnya Dumbledore, menyebabkan manteranya yang menahan Harry terangkat. Harry terbebaskan dan mengejar Snape. Keduanya berduel singkat, Snape memperkenalkan dirinya sebagai sang Pangeran Berdarah-Campuran, dan berdua dengan Malfoy, Snape berhasil meloloskan diri melalui gerbang Hogwarts.

Harry menemukan Horcrux liontin kalung di tubuh Dumbledore dan mendapati bahwa itu adalah Horcrux palsu. Di liontin itu, di tempat untuk meletakkan foto, ditemukan secarik perkamen dengan catatan yang menyebut penulisnya dengan inisial “R.A.B.”. Horcrux yang asli telah dicurinya dan akan dihancurkan dengan harapan bahwa saat Voldemort bertemu tandingannya, Voldemort “sudah jadi orang biasa lagi, yang bisa mati”.

Tahun ajaran berakhir suram dengan pemakaman Dumbledore. Profesor McGonagall, Wakil Kepala Sekolah, menjadi Kepala Sekolah sementara, sementara sekolah mungkin akan ditutup selanjutnya. Bagaimanapun juga, Harry telah memutuskan untuk meninggalkan sekolahnya di Hogwarts untuk mencari sisa Horcrux lainnya. Ron dan Hermione berjanji untuk menyertai Harry. Harry memutuskan hubungannya dengan Ginny untuk melindungi Ginny dari Voldemort. Selama beberapa bulan yang akan datang, Harry akan tetap tinggal bersama keluarga Dursley, memenuhi keinginan Dumbledore. Kemudian, ketiga sahabat itu akan memulai misi mereka, setelah mereka menghadiri satu peristiwa bahagia terlebih dahulu-pernikahan Bill Weasley dan Fleur Delacour.

Kontroversi

Penerbitan besar-besaran Half-Blood Prince diwarnai dengan kontroversi yang tak terelakkan dan tidak terduga sebelumnya. Pada Mei 2005, para petaruh di Inggris menangguhkan taruhan mengenai tokoh utama mana yang akan tewas dalam buku tersebut karena kekhawatiran akan adanya petaruh dengan pengetahuan orang-dalam. Sejumlah taruhan besar dibuat untuk kematian Albus Dumbledore, kebanyakan berasal dari Bungay, Suffolk, tempat di mana buku-buku tersebut dicetak. Pertaruhan kemudian dibuka kembali[3]. Kontroversi lainnya termasuk “hak membaca” buku-buku Potter yang tidak sengaja terjual sebelum tanggal peluncurannya, masalah lingkungan mengenai sumber dari kertas yang dipergunakna untuk mencetak jutaan buku tersebut, dan reaksi penggemar terhadap perkembangan plot dan pengungkapan dalam novel tersebut.

Hak membaca

Pada awal Juli 2005, Real Canadian Superstore, sebuah toko retail besar di Coquitlam, British Columbia, Kanada, secara tidak sengaja menjual empat belas buku the Half-Blood Prince sebelum tanggal peluncuran yang resmi. Penerbit Kanada, Raincoast Books, mendapatkan perintah keras dari Mahkamah Agung British Columbia untuk melarang pembelinya membaca buku-buku tersebut sebelum tanggal rilis resmi dan melarang mereka untuk membicarakan isinya. Para pembeli tersebut ditawari sebuah kaus Harry Potter dan buku yang telah ditandatangani penulisnya jika mereka mengembalikan buku-buku itu sebelum 16 Juli 2005.

Pada 15 Juli 2005, kurang dari 12 jam sebelum buku ini resmi diluncurkan, Raincoast memperingatkan koran The Globe and Mail yang menerbitkan sebuah resensi dari seorang penulis Kanada pada tengah malam, sebagaimana dijanjikan koran tersebut, sebagai pelanggaran atas perintah pengadilan akan kerahasiaan perdagangan. Perintah pengadilan ini dengan segera menjadi berita di berbagai artikel berita yang menyatakan bahwa perintah itu telah melanggar hak-hak asasi. Seorang guru besar hukum Kanada, Michael Geist mengomentari masalah ini dalam weblognya[4]; Richard Stallman menyerukan pemboikotan, meminta penerbitnya untuk meminta maaf.[5] The Globe and Mail menerbitkan resensi dari dua orang penulis dari Inggris pada edisi 16 Julinya dan menerbitkan resensi dari penulis asal Kanada tadi pada situs web mereka pada pukul 9 pagi itu.[1] Penjelasan juga tersedia di situs web Raincoast.[6]

Pada minggu yang sama, sebuah toko swalayan Chicago, Walgreens, secara tidak sengaja juga menjual sebuah buku tersebut. Ketika si pembeli membaca mengenai insiden di Kanada di Internet, pembeli ini menyatakan bahwa ia tidak akan mengembalikan buku tersebut, tapi ia tidak akan membaca novel tersebut hingga tanggal rilis Amerika Serikat.

Masalah lingkungan

Sebelum dan sesudah peluncuran buku tersebut, organisasi lingkungan Greenpeace dan National Wildlife Federation mendorong konsumen di Amerika Serikat yang berencana membeli Harry Potter and the Half-Blood Prince untuk membelinya dari terbitan Kanada, Raincoast Books[7], yang mencetaknya di atas kertas daur ulang 2%, bebas-klorin, dan tidak menggunakan bahan dari pepohonan purba. Edisi Amerika Serikat buku tersebut, diterbitkan oleh Scholastic Press, dicetak di atas kertas yang tidak diketahui kadar persentase daur ulangnya, karena Scholastic menolak untuk mengumumkannya kepada publik. Edisi hardcover Scholastic mengklaim di halaman terakhir buku tersebut, bahwa buku itu tidak menggunakan serat kayu dari pepohonan purba.

Lain-lain

Tanggal rilis film

Box Office Mojo melaporkan bahwa film “the Half-Blood Prince” dijadwalkan untuk dirilis pada “”Harry Potter and the Half-Blood Prince” Moves to Summer 2009″exactly july 17,2009″”. Steve Kloves dipilih sebagai penulis skenarionya, sutradaranya sendiri adalah Davd Yates[8].

Perubahan naskah

Sebagaimana dengan Harry Potter dan Batu Bertuah, novel versi Amerika Serikat memiliki perbedaan kecil dengan versi Britania Raya. Alasan perbedaan ini belum dijelaskan di situs web Rowling, tapi versi Amerika Serikat ini membuat tawaran Dumbledore kepada Draco menjadi lebih jelas. Versi Britania Raya lebih ambigu. Teks yang berbeda ini dapat ditemukan di bab 27, “Menara Tersambar Petir” (Inggris: “The Lightning-Struck Tower“. Bagian yang ditambahkan di versi Amerika Serikat ada dalam huruf tebal:

“[…] He told me to do it or he’ll kill me. I’ve got no choice.” “He cannot kill you if you are already dead. Come over to the right side Draco, and we can hide you more completely than you can possibly imagine. What is more, I can send members of the Order to your mother tonight to hide her likewise. Nobody would be surprised that you had died in your attempt to kill me — forgive me, but Lord Voldemort probably expects it. Nor would the Death Eaters be surprised that we had captured and killed your mother — it is what they would do themselves, after all. Your father is safe at the moment in Azkaban […]”
(Versi Amerika Serikat hal. 591) (Versi Kanada hal. 552) 

Read Full Post »

Harry Potter and the Half-Blood Prince akan difilmkan berdasarkan buku keenam seri Harry Potter yang dikarang oleh Joanne K. Rowling, Harry Potter dan Pangeran Berdarah-Campuran.

Pemfilman akan mulai setelah film Harry Potter and the Order of the Phoenix ditayangkan. Masa tayangan diperkirakan pada tahun 2008. Akan tetapi, karena suatu hal, pada tanggal 14 Agustus 2008, Warner Bros. mengumumkan secara resmi bahwa masa penayangannya di undur menjadi tanggal 17 Juli 2009[1]. Steve Kloves, akan menulis skenario film tersebut walaupun ia tidak menulis skenario film Harry Potter kelima.

Berdasarkan kepada Harry Potter 6.

Harry akan menjalani libur musim panasnya dalam keluarga Dursley lagi. Dan saat Harry akan kembali ke rumah keluarga Weasley, Dumbledore berjanji akan menjemput Harry di rumah keluarga Dursley. Harry mengira Dumbledore hanya bercanda, maka ia tidak mempersiapkan barang bawaannya pada hari yang dijanjikan Dumbledore untuk datang. Tapi ternyata Dumbledore datang dan sempat minum teh bersama keluarga Dursley (yang kebingungan dan tak punya nyali untuk menolak) serta Harry (yang tergelak menyaksikan betapa gemetarnya Keluarga Dursley). Sebelum ke rumah keluarga Weasley, Harry diajak Dumbledore menengok teman lamanya, Horace Slughorn. Dumbledore berencana mengajak Slughorn untuk meninggalkan masa pensiunnya dan kembali mengajar di Hogwarts. Saat kembali ke Hogwarts, Harry mengira Slughorn akan menjadi guru terhadap Pertahanan Ilmu Hitamyang baru tetapi ternyata Snape yang mengambil alih pelajaran itu. Slughorn malah mengajar Ramuan. Maka Harry yang tidak membeli apapun tentang pelajaran Ramuan (karena dia mengira Snape tidak akan mengajar anak yang nilai ramuannya kurang dari sempurna) terkejut karena ternyata dia akan mendapat pelajaran ramuan dari Slughorn. Harry di bantu buku ramuannya pangeran berdarah campuran.

Tokoh lama

Tokoh baru

Read Full Post »

Jared’s bio


jared

jared-padalecki

Jared Tristan Padalecki was born on the 19th of July 1982 in San Antonio, Texas. He has an older brother named Jeff, and a younger sister named Megan.

Jared began taking acting lessons at the age of twelve, and in 1999 won the ‘claim to fame’ contest which led to an appearance at the Teen Choice Awards. He attended the James Madision High School and after graduating in 2000 moved to L.A. to pursue a career in acting.

Jared’s favorite book is ‘The Great Gatsby’, his favorite food is cheeseburger with mustard lettuce and tomato, and his favorite movie is ‘Good Will Hunting.’ He has two dogs.

Some of Jared’s early roles include ‘A Little Inside,’ and a long running part in ‘Gilmore Girls.’


Full Filmography

1999 ‘A Little Inside‘ playing Matt Nelson
2000 ‘Silent Witness’ playing Sam
2000-2004 ‘Gilmore Girls’ playing Dean Forester
2001 ‘ER’ playing Paul Harris
2002 ‘A Ring of Endless Light’ playing Zachary Gray
2003 ‘Young MacGyver’ playing Clay MacGyver
2003 ‘Cheaper by the Dozen’ playing uncredited bully
2004 ‘New York Minute’ playing Trey Lipton
2004 ‘Flight of the Phoenix’ playing Davis
2005 ‘House of Wax’ playing Wade
2005 ‘Cry Wolf’ playing Tom
2005- ‘Supernatural’ playing Sam Winchester
2007 ‘The Christmas Cottage’ playing Thomas Kinkade

Contact Information

You can try writing to Jared at:

Jared Padalecki
Supernatural
c/o Warner Brothers
4000 Warner Boulevard
Burbank CA 91522
USA

Read Full Post »

i love this film

supernatural

supernatural

ini nih film yang lagi kusukai. filmnya tuh seru menegangkan.plus,, q ngefans sama yang jadi sam winchester adenya dean winchester(yang tinggi itu lho)alas jared padalecki

nih fotonya

jared-padalecki

jared-padalecki

cakep kn….

hehehehehehe….

ga tau kenapa q ngefans sama aktor satu ini,, tampangnya tuh ngegemesin, trus juga manissss,,,,q naksir deh(don’t angry honey, just kidd)

oya, q juga suka film ni

smallville5qg7filmnya juga seru,, penuh action yang karen..

pa lg bintangnya tom welling. yang cakep bgt. hahahaha…

badanya tuh kekar bikin ce2 pada kepincut. hahahaha….

o ya ga lupa juga, q slalu menunggu film ni muncul

harry_potter_6

harry_potter_6

and….

normal_harry_potter_7

normal_harry_potter_7

ga sabar pngen liat,, apa film selanjutnya bisa mengobati kekecewaan q atas film yang ke 5

Read Full Post »

puisi

ce37bf158c054fe5a400b762d51fcdcb

Selamat Pagi Cinta    

Author: whandie
Udara yang diam begitu indah
Menghadirkan bola matahari
Dengan kemuning sinarnya
Aku teringat kamu   

Terpuruk di sudut kamar
Menyanyi tanpa kata-kata
Rinduku menyulam pintalan doa
Tanpa lelah….

Untuk pagi mu yang indah
Selamat Pagi…. 

Read Full Post »

merry christmas

 

white christmas

white christmas

Read Full Post »


Pernah dilakukan eksperimen untuk menguji keterhubungan antara IQ dengan gen. Eksperimen dilakukan dengan melakukan tes IQ berulang-ulang, dan memeriksa kemiripan nilai akhirnya.

Satu orang dites IQ dua kali korelasinya 87%. Artinya, bahkan jika satu orang diuji IQ-nya dua kali, kemiripan IQ-nya tidak selalu sama — tetapi 87% menunjukkan kesamaan. Korelasi IQ dua saudara kembar setelur yang hidup serumah 86%. Kalau saudara kembar setelur tetapi tidak serumah 76%. Kalau saudara tidak setelur tapi serumah 55%. Dan kalau serumah tapi bukan saudara kandung 0%. Wow, 0%! Nampaknya memang genetika memiliki kaitan dengan IQ.

Pakar genetika bahkan sudah menentukan posisi kromosom penentu kecerdasan di DNA, yaitu di kromosom nomor 6 (kromosom diberi nomor sesuai besarnya, jadi ini adalah kromosom nomor 6 terpanjang dari jajaran DNA kita).

Nah, menariknya ada penelitian lain yang menemukan bahwa kromosom nomor 6 juga berhubungan dengan kesimbangan minor, yang menentukan simetri pada telinga, tangan, kaki. Ini artinya, orang dengan IQ tinggi diharapkan memiliki panjang jari di kanan dan kiri sama, dan semacam itu. Namun cukup mengherankan bahwa sebuah kromosom mengurusi soal panjang jari, tangan, kaki, telinga, dan sekaligus kecerdasan.

Salah satu penjelasannya adalah sebagai berikut. Janin yang baru terbentuk sebenarnya memiliki simetri yang sempurna. Tapi tekanan-tekanan (fisik, infeksi, emosi, dll), baik dalam kandungan maupun dalam pertumbuhan balita, bisa mempengaruhi bentuk manusia. Jadi kalau manusia masih berbentuk simetri sempurna, itu bisa berarti kurangnya tekanan yang dialami, atau bisa berarti kuatnya ketahanan menghadapi tekanan. Kemampuan menghadapi tantangan ini juga yang kemudian berkembang jadi kemampuan mengembangkan IQ.

Kesimpulannya, yang bersifat genetik sebenarnya bukan IQ, tetapi kemampuan mengembangkan IQ pada situasi lingkungan tertentu. Seseorang dapat memiliki IQ tinggi jika memiliki ruang hidup (yang terdiri dari budaya, perilaku, lingkungan, waktu hidup) tertentu, tetapi dapat memiliki IQ rendah jika hidup di ruang hidup lainnya. Sebaliknya orang yang lain dapat memiliki IQ tinggi di tempat di mana orang pertama itu tidak dapat mengembangkan IQ-nya.

Read Full Post »